Pemanfaatan air asam tambang (acid mine drainage) sebagai
energi listrik alternatif (bagian ke 1)
Latar Belakang Masalah
Permasalahan
pertambangan batubara yang berdampak negatif terhadap lingkungan salah satunya
adalah air asam tambang yang menurunkan kesuburan tanah, dalam perkembangannya
penanggulangan air asam tambang sampai saat ini pada umumnya dilakukan dengan
melokalisir dengan membuat kolam-kolam pengendapan (settling pond) untuk
mengendapkan material halus dengan memberi kapur dan tawas sehingga sekaligus
menetralkan keasaman sampai mencapai baku mutu kemudian dapat dilepas ke
parairan bebas, perlakuan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Sedangkan
upaya pencegahan selama ini lebih populer dengan mencegah terjadinya kontak
batuan yang mengandung sulfur/belerang dengan udara terbuka sehingga tidak
terjadi reaksi pembetukan asam dengan metode dry cover dan wet cover.
Permasalahan
yang kedua adalah bagaimana kita menjawab dan memberikan solusi terhadap
kebutuhan energi listrik dengan memanfaatkan potensi yang ada disekitar kita,
dengan penelitian ini diharapkan asam tambang yang selama ini hanya
dikelompokan sebagi sumber masalah dapat diubah menjadi potensi yang besar
sebagai sumber energi, terutama pada wilayah/daerah yang banyak terdapat
tambang batubara seperti di kalimantan dan sumatera.
Tinjauan Pustaka
Ralph H. Petrucci-Suminar
“kima dasar prinsip dan terapan modern edisi ke empat” jilid 3,
1987
P.W. ATKINS “Physical Chemistry” University
lecturer and Fellow of Lincoln College, Oxford 1990
Dasar Teori
Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat
menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan
terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi
Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta
Reaksi redoks
adalah reaksi reduksi oksidasi
Proses dalam Sel Galvani
Pada anode, logam Zn melepaskan
elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Pada katode, ion Cu2+
menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.
Cu2+(aq) + 2e- →
Cu(s)
hal ini dapat diketahui dari
berkurangnya massa logam Zn setelah reksi, sedangkan massa logam Cu bertambah.
Reaksi total yang terjadi pada sel galvani adalah:
Zn(s) +
Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Air asam tambang terjadi akibat tersedianya mineral sulfida, air,
dan udara/oksigen. Mineral sulfida bisa dalam bentuk pyrite (FeS2) ,
galena (PbS) , Chalcopyrite (CuFeS2), atau yang lainnya.
Reaksi pertama adalah reaksi pelapukan dari pirit
disertai proses oksidasi. pirit dioksidasi menjadi sulfat dan besi fero. Dari
reaksi ini dihasilkan dua mol keasaman dari setiap mol pirit yang teroksidasi.
O2 terlarut dapat juga
mengoksidasi tetapi kurang penting karena kelarutannya sangat terbatas. Reaksi
ini dapat terjadi baik pada kondisi abiotik maupun biotik Selain oksidasi langsung, pirit dapat juga
terlarut dan selanjutnya teroksidasi
2FeS2 + 7O2 + 2H2O
--------------Ã
2Fe2+ + 4SO42- + 4H+
Percobaan
Hari : senin
Tanggal : 20 Mei 2013
Jam : 21.00 WITA
Alat dan bahan :
1. Sampel
air asam tambang* dengan PH=3 (sebagai larutan elektrolit)
2. Tanah
liat (sebagai jembatan garam, kaya dengan unsur Kalium)
3. Lempengan
seng (Zn) sebagai anoda
4. Lempengan
Tembaga (Cu) sebagai katoda
5. Kabel
secukupnya
6. Lampu
LED (light emitting diode)
7. Digital
multimeter
8. pH
meter
9. timbangan
digital (ketelitian 0.1g)
10. Gelas
ukur
11. Beberapa
Gelas plastik ukuran 250 ml
(catatan * sampel diambil pada tanggal 20 Mei 2013,
Lokasi tambang di Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser , Kalimantan Timur)
(percobaan 1)
Prosedur kerja :
1. Susun
3 buah gelas plastik dengan diisi tanah liat masing-masing 66 gram (3 sendok
makan)
2. Pasang
rangkaian katoda-anoda dan tempatkan pada gelas plastik, setiap gelas akan
berisi satu lempengan seng dan satu lempengan tembaga. (rangkaian seri)
3. Tuang
sampel air asam tambang ke tiap gelas masing-masing 100 ml
4. Pasang
lampu LED
5. Ukur
pH, tegangan, Arus listrik
Tabel pengukuran percobaan 1 :
Waktu pengukuran
|
pH elektrolit
|
Tegangan (volt)
|
Arus (mA)
|
20/05/13
21.00
|
1,2
|
2,5
|
120
|
21/05/13
06.30
|
2,0
|
2,0
|
100
|
21/5/13
12.30
|
2,5
|
2,0
|
50
|
21/5/13
16.30
|
2,5
|
2,0
|
37
|
Beban (lampu LED)
dilepas
|
|||
21/05/13
21.30
|
2,6
|
2,0
|
32
|
22/05/13
05.45
|
2,8
|
2,0
|
33
|
22/05/13
17.45
|
2,8
|
1,8
|
40
|
Gambar 5. Grafik pH elektrolit AAT dengan tanah liat pada rangkaian seri bekerja dengan beban
sebuah lampu LED
Gambar 6. Grafik Tegangan (volt) yang dihasilkan (AAT + tanah liat) pada
rangkaian seri bekerja dengan beban (1 lampu LED) dan tanpa beban
Gambar 7. Grafik Arus Listrik (mA) yang dihasilkan (AAT +
tanah liat) pada rangkaian seri bekerja dengan beban (1 lampu LED) dan tanpa
beban
Hasil Percobaan 1
:
1. Nilai
pH AAT cenderung naik dengan terjadinya proses elektrokimia, dan cenderung
stabil setelah beban listrik dilepaskan.
2. AAT
dengan tanah liat memberikan tegangan yang baik sekitar 2,0 volt
3. Arus
listrik terus menurun sampai beban dilepaskan dan kemudian stabil
Percobaan 2
Prosedur kerja :
1. Susun
3 buah gelas plastik (tanpa diisi tanah liat)
2. Pasang
rangkaian katoda-anoda dan tempatkan pada gelas plastik, setiap gelas akan
berisi satu lempengan seng dan satu lempengan tembaga. (rangkaian seri)
3. Tuang
sampel air asam tambang ke tiap gelas masing-masing 150 ml
4. Ukur
pH, tegangan, Arus listrik
Tabel pengukuran Percobaan 2
Waktu pengukuran
|
pH elektrolit
|
Tegangan (volt)
|
Arus (mA)
|
21/5/13
17.08
|
1,2
|
2,8
|
400
|
21/05/13
21.30
|
1,7
|
2,0
|
300
|
22/05/13
05.45
|
2,6
|
2,0
|
80
|
22/05/13
17.45
|
2,6
|
1,8
|
27
|
Gambar 9. Grafik pH elektrolit AAT pada rangkaian seri bekerja tanpa beban
Gambar 10. Grafik Tegangan (volt) yang dihasilkan AAT pada rangkaian seri
bekerja tanpa beban
Gambar 11. Grafik Arus Listrik (mA) yang dihasilkan AAT pada
rangkaian seri bekerja tanpa beban
Hasil Percobaan 2 :
1. Nilai
pH AAT cenderung naik kemudian cenderung stabil
2. AAT
tanpa ditambahkan tanah liat dan tanpa diberi beban, tegangannya terus cenderung menurun
3. AAT
tanpa ditambahkan tanah liat dan tanpa diberi beban, arus listriknya terus cenderung menurun
Kesimpulan :
Air Asam Tambang dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga
listrik, dari 300 ml yang dibagi menjadi 3 wadah dan dirangkai seri sudah mampu
menghasikan listrik bertegangan 2,0 volt (lebih besar dari tegangan yang
dihasilkan sebuah batrei kering). Tentunya untuk menghasilkan tegangan yang
lebih besar diperlukan pengembangan dan modifikasi lebih lanjut.
Mantap Gan
BalasHapusGan, apa bisa untuk Laptop ?
BalasHapusbos Alif, sangat bisa...., tinggal disesuaikan aja voltasenya, misal laptop butuh 9 volt berati butuh rangkaian seri gelasnya kira-kira 10 gelas. kalo ampernya tinggal tambah kelipatan 10 gelas dirangkai paralel sampe ampernya memadai
HapusTernyata sisa poit pasca tambang selain untuk kolam ikan juga bisa untuk pembangkit tenaga listrik, hehe..
Hapusgan apa boleh numpang iklan gratis disini..?
BalasHapustentu boleh bos,....
Hapusmantaap...mungkin patut dicba mas menggunakan air permukaan rawa gambut karena airnya juga asam...
BalasHapusboleh juga dicoba..., siip
Hapusgreat idea... kyk nya itu bisa donk buat gantiin air accu deh,, udh dicoba blm gan..? lebih keren kali ya klo dibuat rangkaian bentuk kyk accu...
BalasHapuspengennya begitu bos..., tapi masih pusing mikirin desainnya yang mudah dirakit sendiri (bukan pabrik) oleh masyarkat awam biar sodara-sodara kita di pelosok bisa buat dari bahan yang sederhana dan mudah didapat. mohon masukannya bos...
Hapustks ya
pak, mau tanya, pengambilan sample air asam tambangnya di daerah mana kalo boleh tau detailnya?
BalasHapussampel diambil di petangis kaltim, maap baru balas
HapusItu pengukurannya kontinu atau diskret mas? Maksud saya apakah listrik di biarkan terus mengalir dan anda mengecek pada jam jam tersebut
BalasHapusAtau anda hanya mengalirkan listrik/membiarkan listrik mengalir pada jam jam tersebut? Pada jam jam lainnya listrik tidak dihubungkan
ya, selama percobaan rangkaian tetap terhubung dan reaksi terus berlangsung
HapusSOLUSI YANG BAGUS...
BalasHapusMas apakah saat pengukuran dan dibiarkan rangkaian tetap terhubung ke alat ukur, apakah terjadi perubahan tegangan yang terukur, apakah tegangan nya makin naik seiring waktu?
BalasHapusBisa dilihat di grafik diatas
HapusGambar 10. Tegangan (VOLT) berbanding waktu
Hapus